Selasa, 24 April 2012


BALITA SMANGAT ( Balita SaMpANG SehAT )
Sebagai Program untuk Mengatasi Masalah Balita Stunting di Kabupaten Sampang

Pulau Madura merupakan salah satu pulau di Indonesia yang termasuk dalam Provinsi Jawa Timur . Ada 4 kabupaten yang ada di Pulau Madura yaitu kabupaten Bangkalan , kabupaten Pamekasan , kabupaten Sampang , dan kabupaten Sumenep . Berdasarkan data Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa kabupaten Pameksasan , Sampang  dan Sumenep adalah 3 kabupaten yang memiliki presentase balita sangat pendek tertinggi di Jawa Timur . Sementara kabupaten Bangkalan menduduki posisi ke 6 . Indikator bayi pendek atau stunting diukur melalui indikator TB/U yang menggambarkan kondisi status gizi yang sifatnya kronis, artinya muncul sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama seperti kemiskinan, perilaku pola asuh yang tidak tepat, sering menderita penyakit secara berulang karena higiene dan sanitasi yang kurang baik. ( 2007 , Laporan Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 Provinsi Jawa Timur )
Baik,  marilah kita ambil 1 kabupaten saja sebagai pokok pembicaraan kita . Mari kita analisis kabupaten Sampang yang paling banyak jumlah balita stunting di Jawa Timur .
          Kondisi geografis kabupaten Sampang secara administrasi terletak dalam wilayah Propinsi Jawa Timur yang secara geografis terletak di antara 113o08’ - 113o39’ Bujur Timur dan 6o 05’ - 7o13’ Lintang Selatan. Kabupaten Sampang terletak ± 100 Km dari Surabaya, yang dapat ditempuh melalui Jembatan Suramadu kurang lebih 5 menit dan dilanjutkan dengan perjalanan darat ± 1,5 jam . Jumlah balita gizi buruk di kabupaten Sampang secara matematis melebihi 20% dari jumlah bayi yang ada di kabupaten Sampang .
          Selanjutnya berdasar analisis dalam Rencana Aksi Nasional Pangan diketahui bahwa Kabupaten Sampang masuk dalam strata IV yaitu proporsi penduduk sangat rawan panga lebih > 14,47% dan presentase pendek pada balita lebih dari 32%.
Maka untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya sebuah program yang komprehensif yaitu Program BALITA SMANGAT ( Balita SaMpANG SehAT )

Identifikasi Penyebab Masalah :
1.    Kurangnya asupan energi dan protein yang diperoleh balita.
2.    Ibu yang kurang memiliki pengetahuan tentang cara asuhan yang baik dan pendidikan kesehatan balita.
3.    Banyaknya balita yang tidak ditimbang ( 73,5% ) di Posyandu karena letak posyandu yang jauh . Berdasar data Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa 70,6% Ibu balita tidak mendatangi posyandu karena letak Posyandu yang jauh.

Maka untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya sebuah program yang komprehensif yaitu Program BALITA SMANGAT ( Balita SaMpANG SehAT ) yang terdiri dari 4 sub program .

Tujuan umum :
Menurunkan persentase balita stunting hingga 30% pada tahun 2017 .
Tujuan khusus :
1.    Meningkatkan persentase rumah tangga yang memanfaatkan Posyandu hingga 40% ( kondisi saat ini sebesar 18,2% saja yang memanfaatkan Posyandu ).
2.    Meningkatkan jumlah rumah tangga yang memiliki balita untuk melaksanakan perilaku hidup sehat .
3.    Menurunnya jumlah Ibu Hamil yang mengalami kurang energi kronis di kabupaten Sampang .
Indikator keberhasilan program :
1.    Persentase kehadiran dan kunjungan Ibu balita ke Posyandu meningkat sebesar 8%
2.    Menurunnya persentas bayi BBLR sebesar 20%
3.    Meningkatnya pelaksanaan ASI Eksklusif mencapai 20% pada balita 0 – 6 bulan.
4.    Peningkatan PHBS pada keluarga balita .
5.    Setiap Puskesmas memiliki data konsumsi energi dan protein.

No
Nama Program
Deskripsi
Indikator
Keberhasilan
Sasaran
program
Sumber Pendanaan
Pelaksana Program dan sektor pendukung
1
Pesat (pengajian sehat )
Pengajian dengan menyinggung masalah kesehatan balita. Karena masyarakat Madura khususnya sampan merupakan masyarakat yang religius . Pengajian tidak difokuskan pada masalah kesehatan saja , tapi harapannya maslah kesehatan dapat disinggung dalam pengajian yang dilaksanakan 1 bulan sekali .

Kehadiran Ibu balita sebesar 80 % dari total keseluruhan dalam program pendidikan dan pembinaan kesehatan balita ini .
Sasaran utama : Ibu balita
Sasaran lain :
Ibu – Ibu lain yang memiliki pengaruh dalam kesehatan balita ( Ibu mertua )
Swadaya masyarakat , karena pengajian sudah ada hanya ditambahkan pembahasan masalah kesehatan balita saja.
Tokoh masyarakat , Takmir masjid , bidan desa , dan kader P
osyandu .
2
POSE SEHAT ( Posyandu Sampang Sehat )
Bentuk aktualisasi posyandu . Perbedaannya dengan Posyandu sebelumnya adalah penambahan waktu pelaksanaan Posyandu di tempat yang berbeda agar ibu balita yang sebelumnya merasa jauh tempat tinggalnya dapat hadir di Posyandu. Ditambah dengan media promosi kesehatan melalui teater boneka
Persentase ibu balita dan balita yang hadir di Posyandu sebesar 95%
Ibu balita dan balita
APBD dan swadaya masyarakat
Kader posyandu , Bidan desa , Bidan puskesmas , tokoh masyarakat
3
Pelatihan kader posyandu dan lingkungan
Pelatihan yang ditujukan untuk kader posyandu dan lingkungan dari tiap desa di kabupaten Sampang dengan bentuk pelatihan teater boneka ,  dan pendidikan kesehatan lingkungan
Tiap desa di Sampang minimal mengirimkan 3 kader
Kader Posyandu dan Lingkungan
APBD
Dinas kesehatan , Bapeda , dan puskesmas
4
Kunjungan Keluarga Sehat
Kunjungan ini berfungsi untuk melakukan pendataan pelaksanaan PHBS di tiap rumah dan konsumsi energi dan protein
Minimal pelaksanaan dilakukan pada 75% kepala keluarga di Sampang dengan harapan Pelaksanaan PHBS dapat dilakukan pada 70% rumah dan bayi yang tidak mengalami KEP sebesar 95%
Petugas puskesmas mendampingi  kader Posyandu dan lingkungan
APBD
Perangkat Desa , Dinas Kesehatan , Puskesmas , Bapeda

Teruntukmu yang dicintai dan dibenci

Sejenak mari merenungi langkah kita ke depan . Mengapa kita memilih menjadi seorang aktivis ?
Demi apa menjadi seorang aktivis ? Demi apa menjadi pengurus organisasi mahasiswa ? Untuk apa berkontribusi di BEM , BLM , atau UKM ? Demi apa ? sekali lagi DEMI APA ?

Demi uangkah ?
bukannya kita selalu kehabisan pulsa hanya untuk sekedar menjarkom sms atau telfon untuk koordinasi kegiatan.

Demi ketenarankah ?
bukannya kita yang selalu DICELA dan DIHINA, bahkan oleh sesama teman sendiri karena organisasi yang kita naungi kurang pedulilah , kegiatannya gitu – gitu mulu lah , atau hanya menghabis – habiskan uang sajalah.

lalu DEMI APA wahai MAHASISWA ? demi apa wahai AKTIVIS ?

Renungkan wahai aktivis , sungguh bahwa engkau adalah MANUSIA GILA YANG PALING WARAS

ketulusan untuk mengabdi tanpa imbalan pun dijalani.

Uang , waktu , pikiran , dan tenaga diberikan tanpa ada harap jabatan dan harta.

kau sungguh BODOH AKTIVIS , sungguh TOLOL nya dirimu



tapi

aku tahu AKTIVIS, kebodohan dan kegilaan mu itu adalah kemuliaan bagimu , saudaramu , keluargamu , bangsamu dan agamamu.


Teruskanlah kegilaan mu wahai aktivis karena kaulah manusia gila yang paling waras.



NIATKAN SEMUA KARENA INI :

Manusia yang terbaik adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lain”

“Tiadalah cukup bagi kita untuk terus me”restrart” niat kita hanya untuk berbakti , mengabdi , dan beribadah kepada Tuhan, karena kita yakin jauh dilubuk hati kita nama Tuhan selalu terngiang dan kita yakin akan kehidupan yang lebih nyata nanti”


#tak kenal lelah MENGEJA KEBAIKAN