BALITA
SMANGAT ( Balita SaMpANG SehAT )
Sebagai
Program untuk Mengatasi Masalah Balita Stunting di Kabupaten Sampang
Pulau
Madura merupakan salah satu pulau di Indonesia yang termasuk dalam Provinsi
Jawa Timur . Ada 4 kabupaten yang ada di Pulau Madura yaitu kabupaten Bangkalan
, kabupaten Pamekasan , kabupaten Sampang , dan kabupaten Sumenep . Berdasarkan
data Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa kabupaten Pameksasan , Sampang dan Sumenep adalah 3 kabupaten yang memiliki
presentase balita sangat pendek tertinggi di Jawa Timur . Sementara kabupaten
Bangkalan menduduki posisi ke 6 . Indikator bayi pendek atau stunting diukur
melalui indikator TB/U yang menggambarkan kondisi status gizi yang sifatnya kronis,
artinya muncul sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama seperti
kemiskinan, perilaku pola asuh yang tidak tepat, sering menderita penyakit
secara berulang karena higiene dan sanitasi yang kurang baik. ( 2007 , Laporan
Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 Provinsi Jawa Timur )
Baik,
marilah kita ambil 1 kabupaten saja sebagai
pokok pembicaraan kita . Mari kita analisis kabupaten Sampang yang paling
banyak jumlah balita stunting di Jawa Timur .
Kondisi geografis kabupaten Sampang secara
administrasi terletak dalam wilayah Propinsi Jawa Timur yang secara geografis
terletak di antara 113o08’ - 113o39’ Bujur Timur dan 6o 05’ - 7o13’ Lintang
Selatan. Kabupaten Sampang terletak ±
100 Km dari Surabaya, yang dapat ditempuh melalui Jembatan Suramadu kurang
lebih 5 menit dan dilanjutkan dengan perjalanan darat ± 1,5 jam . Jumlah balita
gizi buruk di kabupaten Sampang secara matematis melebihi 20% dari jumlah bayi
yang ada di kabupaten Sampang .
Selanjutnya
berdasar analisis dalam Rencana Aksi Nasional Pangan diketahui bahwa Kabupaten
Sampang masuk dalam strata IV yaitu proporsi penduduk sangat rawan panga lebih
> 14,47% dan presentase pendek pada balita lebih dari 32%.
Maka untuk mengatasi masalah tersebut perlu
adanya sebuah program yang komprehensif yaitu Program BALITA SMANGAT ( Balita
SaMpANG SehAT )
Identifikasi Penyebab Masalah :
1.
Kurangnya asupan energi dan protein yang
diperoleh balita.
2.
Ibu yang kurang memiliki pengetahuan tentang
cara asuhan yang baik dan pendidikan kesehatan balita.
3.
Banyaknya balita yang tidak ditimbang (
73,5% ) di Posyandu karena letak posyandu yang jauh . Berdasar data Riskesdas
2007 menunjukkan bahwa 70,6% Ibu balita tidak mendatangi posyandu karena letak
Posyandu yang jauh.
Maka untuk mengatasi masalah tersebut perlu
adanya sebuah program yang komprehensif yaitu Program BALITA SMANGAT ( Balita
SaMpANG SehAT ) yang terdiri dari 4 sub program .
Tujuan umum :
Menurunkan persentase
balita stunting hingga 30% pada tahun 2017 .
Tujuan khusus :
1.
Meningkatkan persentase rumah tangga yang
memanfaatkan Posyandu hingga 40% ( kondisi saat ini sebesar 18,2% saja yang
memanfaatkan Posyandu ).
2.
Meningkatkan jumlah rumah tangga yang
memiliki balita untuk melaksanakan perilaku hidup sehat .
3.
Menurunnya jumlah Ibu Hamil yang mengalami
kurang energi kronis di kabupaten Sampang .
Indikator keberhasilan
program :
1.
Persentase kehadiran dan kunjungan Ibu
balita ke Posyandu meningkat sebesar 8%
2.
Menurunnya persentas bayi BBLR sebesar 20%
3.
Meningkatnya pelaksanaan ASI Eksklusif
mencapai 20% pada balita 0 – 6 bulan.
4.
Peningkatan PHBS pada keluarga balita .
5.
Setiap Puskesmas memiliki data konsumsi
energi dan protein.
No
|
Nama
Program
|
Deskripsi
|
Indikator
Keberhasilan |
Sasaran
program |
Sumber
Pendanaan
|
Pelaksana
Program dan sektor pendukung
|
1
|
Pesat
(pengajian sehat )
|
Pengajian dengan menyinggung masalah kesehatan
balita. Karena masyarakat Madura khususnya sampan merupakan masyarakat yang
religius . Pengajian tidak difokuskan pada masalah kesehatan saja , tapi
harapannya maslah kesehatan dapat disinggung dalam pengajian yang
dilaksanakan 1 bulan sekali .
|
Kehadiran Ibu balita sebesar 80 % dari
total keseluruhan dalam program pendidikan dan pembinaan kesehatan balita ini
.
|
Sasaran utama : Ibu balita
Sasaran lain :
Ibu – Ibu lain yang memiliki pengaruh
dalam kesehatan balita ( Ibu mertua )
|
Swadaya masyarakat , karena pengajian
sudah ada hanya ditambahkan pembahasan masalah kesehatan balita saja.
|
Tokoh masyarakat , Takmir masjid , bidan
desa , dan kader P
osyandu .
|
2
|
POSE SEHAT ( Posyandu Sampang Sehat )
|
Bentuk aktualisasi posyandu . Perbedaannya
dengan Posyandu sebelumnya adalah penambahan waktu pelaksanaan Posyandu di
tempat yang berbeda agar ibu balita yang sebelumnya merasa jauh tempat
tinggalnya dapat hadir di Posyandu. Ditambah dengan media promosi kesehatan
melalui teater boneka
|
Persentase ibu balita dan balita yang
hadir di Posyandu sebesar 95%
|
Ibu balita dan balita
|
APBD dan swadaya masyarakat
|
Kader posyandu , Bidan desa , Bidan
puskesmas , tokoh masyarakat
|
3
|
Pelatihan kader posyandu dan lingkungan
|
Pelatihan yang ditujukan untuk kader
posyandu dan lingkungan dari tiap desa di kabupaten Sampang dengan bentuk
pelatihan teater boneka , dan
pendidikan kesehatan lingkungan
|
Tiap desa di Sampang minimal mengirimkan 3
kader
|
Kader Posyandu dan Lingkungan
|
APBD
|
Dinas kesehatan , Bapeda , dan puskesmas
|
4
|
Kunjungan Keluarga Sehat
|
Kunjungan ini berfungsi untuk melakukan
pendataan pelaksanaan PHBS di tiap rumah dan konsumsi energi dan protein
|
Minimal pelaksanaan dilakukan pada 75%
kepala keluarga di Sampang dengan harapan Pelaksanaan PHBS dapat dilakukan
pada 70% rumah dan bayi yang tidak mengalami KEP sebesar 95%
|
Petugas puskesmas mendampingi kader Posyandu dan lingkungan
|
APBD
|
Perangkat Desa , Dinas Kesehatan ,
Puskesmas , Bapeda
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar